Tuesday, November 24, 2009

Bait Kelana Jiwaku Bag. 2 : "What A Big Decision"

September 25th, 2009

Langit seolah runtuh. Bumi seolah berhenti berputar. Gunung dan bukit seakan terbalik. Ujian itu begitu menghentak. Mencabik! Menyayat hati.

Aku dilanda berupa-rupa sensasi yang sangat tidak mengenakkan, semacam *juice* segar penghancur hati. Sulit memuntahkannya. Tak sanggup mengurainya.

Sesaat aku berharap ini semua mimpi, dan aku ingin cepat-cepat terbangun. Tapi, harapan semu itu hanya menambah rasa sakit dan membuatku kerdil menghadapi realita.

Saat ku berusaha mencari solusi, aku dihadapkan pada pilihan yang begitu berat... Dan Allah menunjukkan jalan padaku untuk memilih solusi yang sama sekali tak pernah terlintas di benakku; merantau ke Yogyakarta. Allah membuat kondisi seolah tak ada jalan lain yang lebih baik bagiku kecuali merantau.

Merantau??? Aku harus meninggalkan Pagar Alam??? Oh, no...!!! Membayangkan konsekuensi bila aku mengambil keputusan itu, membuat kepalaku serasa pecah, membuat hatiku semakin tertekan dan sedih. Tapi, aku tak melihat pilihan solusi lain, sedangkan aku harus cepat mengambil keputusan. Keputusan terbesar yang pernah kuambil seumur hidupku...


September 26th, 2009

Semalaman aku tak bisa tidur. Tak pernah aku merasakan hal seperti ini, hati yang galau, terhenyak, gamang, perih. Hasil istikaharahku semalam, membuatku semakin yakin untuk mengambil keputusan. Ya... aku akan merantau ke Yogyakarta. Entah kenapa Allah membuat skenario ini untukku. Tapi yang pasti... aku berprasangka baik pada Allah bahwa ini adalah sebuah cara Allah untuk mendidikku, untuk membuatku lebih dekat padaNya.

Sungguh berat mengambil keputusan ini. Konsekuensinya sungguh tak tertanggungkan. Aku harus meninggalkan amanah-amanah yang sedang kujalani; menjadi panitia OPDIK kampus yang sebentar lagi akan dilaksanakan, tugasku sebagai Bendahara Pelaporan di suatu organisasi politik, amanah di Asosiasi Guide yang baru saja terbentuk, dan seterusnya. Lalu, bisnis yang belum lama ku rintis. Masya Allah... aku harus mengikhlaskan cita-citaku untuk menjadi pengusaha sukses di Pagar Alam. Kuliah... juga harus ku tinggalkan. Teman-teman, sahabat, keluarga, orangtua... masya Allah, sungguh berat rasanya meninggalkan mereka. Ditambah lagi, aku sama sekali asing dengan pulau Jawa. Seumur-umur aku hanya wara-wiri seputar Sumatera Selatan saja. Dan, aku harus pergi sendirian... Menuju ke tempat yang sama sekali tak terbayangkan olehku, budaya di sana seperti apa, orang-orang yang ku temui seperti apa... Sama sekali tak terbayangkan dan tak terpikirkan olehku.

Tapi, keputusan ini harus ku ambil. Aku harus siap dengan segala konsekuensi yang akan muncul. Aku harus tegas pada diriku sendiri. Dan aku harus tetap berpikir positif dan logis dalam menghadapi ini semua. Aku yakin... Allah takkan menguji di luar batas kemampuan hambaNya.

Aku tahu... walau berat (berat bagiku, berat pula bagi yang ku tinggalkan), aku harus tegar... aku harus menguatkan diri. Aku yakin, suatu hari nanti aku akan memahami, apa yang ingin Allah tunjukkan di balik keputusan besar ini.

to be continued

7 comments:

Au' said...

Waiting part 3

*dunno what to say*

cici silent said...

@Au' : ^_^ maaf bro, sblmny daku dak crito2 pnyebab daku merantau. So, just read bae lah ye... Hoping ur support bro... thanks ;)

Pradna said...

bagian 2-nya pendek banget jadi salah kamar komen di bagian 1 :D

selalu suport semngat lah (rock)

iLLa said...

tewewew... masih mbikin penasaran. iyyak.. tetap semangad lah.. Allah knows the best for us ;)

dhodie said...

Selalu ingat kata-kata seorang teman:
`Perjalanan adalah permenungan`

Jadi semakin banyak perjalanan yang kita lakukan, semakin sering kita merenungkan hidup ini. Dan itu baik adanya.

rudis said...

semoga keputusan yang diambil benar dan Allah maha pengampun amin, slm kenal

Ratusya said...

hm... pasti akan ada hikmah dibalik ini semua